Bila kita searching di Google maupun di Youtube arahnya Gunung Padang mengarah ke Gunung Gede, kenapa mengarah kesana???
Artikel ini dimuat di Pikiran Rakyat, Selasa 29 Maret 2011 tepat pada hari penjajagan kereta api wisata ke Gunung Padang yang diselenggarakan oleh Disbudpar Kab. Cianjur dan diikuti oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Yusuf Efendi; Kadisparbud Jabar, Bupati Cianjur, Wakil Walikota Bandung, Kadisbudpar Bandung dan Cianjur, Ka DaOp II Bandung, dan banyak pejabat pemda lainnya. Artikel ini saya tulis sebagai oleh-oleh Ekspedisi Bukit Barisan 2011 Kopassus di G. Dempo, Sumatera Selatan. Selamat membaca.
Setiap ke Gunung Padang, cuaca selalu tertutup awan. Namun kondisi cuaca itu justru ikut membantu mengurangi kelelahan saat harus meniti 350 anak tangga batu bersudut 45 derajat menuju situs utama di puncak bukit. Ketika mencapai ujung titian batu terakhir, tampaklah konstruksi batu yang luar biasa.
Situs Gunung Padang yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, diakui para arkeolog sebagai bangunan megalitik terbesar di Asia Tenggara. Bangunannya dikenal sebagai punden berundak. Terdapat lima undak yang tersusun oleh kolom-kolom batu andesit-basaltis.
Kolom-kolom batu yang umumnya bersegi lima atau enam disusun sedemikian rupa sehingga membangun pelataran pertama dan kedua dalam tumpukan yang kokoh. Sebagai dasar pelataran, kolom-kolom batu disusun secara horisontal. Sebagian dipasang tegak berdiri membentuk pagar atau ruang-ruang. Pada undak ke-3 hingga ke-5, kolom-kolom batu berfungsi sebagai pembatas dengan permukaan undak berupa tanah. Ruang-ruang tertentu itu sampai sekarang belum diketahui peruntukannya.
Punden berundak lima ini berbentuk memanjang dengan orientasi utara – selatan. Satu hal yang sangat mengagumkan adalah arah memanjang Gunung Padang persis menghadap utara ke arah Gunung Gede (2.958 m). Masyarakat megalitikum yang diperkirakan hidup antara 3000 – 3500 SM, mungkin menganggap Gunung Gede sebagai Gunung Suci dan menghadapkan bangunan yang bersifat transendental-spiritual ini ke arahnya.
Di sinilah letak kecerdasan masyarakat megalitikum yang pernah hidup di Jawa Barat itu. Mereka telah memilih Gunung Padang yang menyediakan kolom-kolom batu alamiah, lalu menarik dan mengangkat kolom-kolom batu itu ke puncak bukit dan membangun punden berundak lima seperti sekarang dapat kita lihat. Bayangkan, untuk satu meter panjang kolom batu dengan diameter 40 cm, mereka harus mengangkat batu seberat kira-kira setengah ton. Teknologinya mungkin dengan menggunakan tali dan batang-batang pohon sehingga kolom batu yang sangat berat tersebut dapat ditarik naik setinggi lebih dari 50 m.
Mengapa Gunung Gede dijadikan kiblat bangunan suci mereka? Gunung api yang sedang tidak aktif memberi manfaat besar bagi masyarakat yang hidup di kakinya. Udaranya nyaman dan sejuk. Tanahnya umumnya subur. Air bersih biasanya melimpah ruah. Tetapi ketika aktif, letusannya sangat mengerikan dan mengancam kehidupan. Itulah yang mungkin akhirnya membuat masyarakat megalitikum menganggap Gunung Api sebagai representasi yang Maha Kuasa, yang memberi berkah, sekaligus musibah.
Hal lain yang sangat dihormati dari suatu gunung api selain keaktifannya adalah dimensinya yang besar. Selain itu puncaknya yang menjulang ke langit dianggap sebagai tempat bersemayamnya para leluhur.
Dengan analogi seperti itulah, masyarakat megalitikum di Jawa Barat pembangun punden berundak Gunung Padang diperkirakan menjadikan Gunung Gede sebagai Gunung Sucinya dan mengarahkan bangunan suci mereka ke arah di mana Gunung Gede berada. Rupanya mereka tidak sendirian. Masyarakat megalitikum yang diduga sejaman di Sumatera Selatan mempunyai kepercayaan yang serupa.
Artikel ini dimuat di Pikiran Rakyat, Selasa 29 Maret 2011 tepat pada hari penjajagan kereta api wisata ke Gunung Padang yang diselenggarakan oleh Disbudpar Kab. Cianjur dan diikuti oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Yusuf Efendi; Kadisparbud Jabar, Bupati Cianjur, Wakil Walikota Bandung, Kadisbudpar Bandung dan Cianjur, Ka DaOp II Bandung, dan banyak pejabat pemda lainnya. Artikel ini saya tulis sebagai oleh-oleh Ekspedisi Bukit Barisan 2011 Kopassus di G. Dempo, Sumatera Selatan. Selamat membaca.
Setiap ke Gunung Padang, cuaca selalu tertutup awan. Namun kondisi cuaca itu justru ikut membantu mengurangi kelelahan saat harus meniti 350 anak tangga batu bersudut 45 derajat menuju situs utama di puncak bukit. Ketika mencapai ujung titian batu terakhir, tampaklah konstruksi batu yang luar biasa.
Situs Gunung Padang yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, diakui para arkeolog sebagai bangunan megalitik terbesar di Asia Tenggara. Bangunannya dikenal sebagai punden berundak. Terdapat lima undak yang tersusun oleh kolom-kolom batu andesit-basaltis.
Kolom-kolom batu yang umumnya bersegi lima atau enam disusun sedemikian rupa sehingga membangun pelataran pertama dan kedua dalam tumpukan yang kokoh. Sebagai dasar pelataran, kolom-kolom batu disusun secara horisontal. Sebagian dipasang tegak berdiri membentuk pagar atau ruang-ruang. Pada undak ke-3 hingga ke-5, kolom-kolom batu berfungsi sebagai pembatas dengan permukaan undak berupa tanah. Ruang-ruang tertentu itu sampai sekarang belum diketahui peruntukannya.
Punden berundak lima ini berbentuk memanjang dengan orientasi utara – selatan. Satu hal yang sangat mengagumkan adalah arah memanjang Gunung Padang persis menghadap utara ke arah Gunung Gede (2.958 m). Masyarakat megalitikum yang diperkirakan hidup antara 3000 – 3500 SM, mungkin menganggap Gunung Gede sebagai Gunung Suci dan menghadapkan bangunan yang bersifat transendental-spiritual ini ke arahnya.
Di sinilah letak kecerdasan masyarakat megalitikum yang pernah hidup di Jawa Barat itu. Mereka telah memilih Gunung Padang yang menyediakan kolom-kolom batu alamiah, lalu menarik dan mengangkat kolom-kolom batu itu ke puncak bukit dan membangun punden berundak lima seperti sekarang dapat kita lihat. Bayangkan, untuk satu meter panjang kolom batu dengan diameter 40 cm, mereka harus mengangkat batu seberat kira-kira setengah ton. Teknologinya mungkin dengan menggunakan tali dan batang-batang pohon sehingga kolom batu yang sangat berat tersebut dapat ditarik naik setinggi lebih dari 50 m.
Mengapa Gunung Gede dijadikan kiblat bangunan suci mereka? Gunung api yang sedang tidak aktif memberi manfaat besar bagi masyarakat yang hidup di kakinya. Udaranya nyaman dan sejuk. Tanahnya umumnya subur. Air bersih biasanya melimpah ruah. Tetapi ketika aktif, letusannya sangat mengerikan dan mengancam kehidupan. Itulah yang mungkin akhirnya membuat masyarakat megalitikum menganggap Gunung Api sebagai representasi yang Maha Kuasa, yang memberi berkah, sekaligus musibah.
Hal lain yang sangat dihormati dari suatu gunung api selain keaktifannya adalah dimensinya yang besar. Selain itu puncaknya yang menjulang ke langit dianggap sebagai tempat bersemayamnya para leluhur.
Dengan analogi seperti itulah, masyarakat megalitikum di Jawa Barat pembangun punden berundak Gunung Padang diperkirakan menjadikan Gunung Gede sebagai Gunung Sucinya dan mengarahkan bangunan suci mereka ke arah di mana Gunung Gede berada. Rupanya mereka tidak sendirian. Masyarakat megalitikum yang diduga sejaman di Sumatera Selatan mempunyai kepercayaan yang serupa.
===========================
Penulis, Budi Brahmantyo staf dosen Teknik Geologi ITB.
"20. Dan di bumi itu terdapat ayat-ayat (kekuasaan Hyang Widhi / Nu Maha Kawasa) bagi orang-orang yang yakin. 21. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?" ~ (QS. Adz-Dzariyaat :20-21).
"Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa (Lisan) kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana". ~ (QS. Ibrahim : 4).
"Dan Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah (Hyang Widhi / Gusti); Maka apabila telah datang perintah Allah (Hyang / Gusti), diputuskan (semua perkara) dengan ADIL. dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil". ~ (QS. Al Mu‟min : 78).
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah (Hyang Widhi / Nu Maha Kawasa) dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi (ParaHyang) dari Tuhannya. Kami tidak membedabedakan seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". ~ (QS. Al Baqarah : 136).
"Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung" ~ (QS. An Nisa:164).
"Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang (Syir’atan Waminhaajan)". ~ (QS. Al Maidah : 48)
"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[421] terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,[421]" ~ (QS. Al-Maidah : 48).
Maksudnya :
Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam Kitab-Kitab sebelumnya. [422] Maksudnya: umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat Nabi Rasul yang sebelumnya.
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kisah-kisah/kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman (Untuk yang percaya / bukan untuk umat muslim saja)". ~ (QS. Yusuf : 111).
Catatan :
a. Pengajaran bagi yang Berakal!.
b. Membenarkan Pengajaran (kisah-kisah/kitab-kitab) sebelumnya, bukan untuk menghapuskan / meniadakan Pengajaran sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW.
c. Menjelaskan segala sesuatu.
d. Petunjuk dan Rahmat bagi yang Beriman / Percaya.
"Untuk Allah-lah segala yang ada dilangit dan segala yang ada di bumi, dan adalah AllAH Maha Meliputi segala sesuatu" (QS. An-Nissa' : 126). ALLAH dikenali di 'jiwa yang tenang" sebab keikhlasan, jiwa yang tawakal, jiwa yang selalu mengingat ALLAH, disaat berbaring, duduk, berdiri dan melangkah, disitulah Baittullah-mu yang hakiki. disanalah thawaf sejati-mu. " dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah, sesungguhnya Allah Maha Luas dan Maha Mengetahui" QS. Al-Baqarah (2): 115
"20. Dan di bumi itu terdapat ayat-ayat (kekuasaan Hyang Widhi / Nu Maha Kawasa) bagi orang-orang yang yakin. 21. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?" ~ (QS. Adz-Dzariyaat :20-21).
"Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa (Lisan) kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana". ~ (QS. Ibrahim : 4).
"Dan Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah (Hyang Widhi / Gusti); Maka apabila telah datang perintah Allah (Hyang / Gusti), diputuskan (semua perkara) dengan ADIL. dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil". ~ (QS. Al Mu‟min : 78).
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah (Hyang Widhi / Nu Maha Kawasa) dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi (ParaHyang) dari Tuhannya. Kami tidak membedabedakan seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". ~ (QS. Al Baqarah : 136).
"Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung" ~ (QS. An Nisa:164).
"Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang (Syir’atan Waminhaajan)". ~ (QS. Al Maidah : 48)
"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[421] terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,[421]" ~ (QS. Al-Maidah : 48).
Maksudnya :
Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam Kitab-Kitab sebelumnya. [422] Maksudnya: umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat Nabi Rasul yang sebelumnya.
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kisah-kisah/kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman (Untuk yang percaya / bukan untuk umat muslim saja)". ~ (QS. Yusuf : 111).
Catatan :
a. Pengajaran bagi yang Berakal!.
b. Membenarkan Pengajaran (kisah-kisah/kitab-kitab) sebelumnya, bukan untuk menghapuskan / meniadakan Pengajaran sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW.
c. Menjelaskan segala sesuatu.
d. Petunjuk dan Rahmat bagi yang Beriman / Percaya.
"Untuk Allah-lah segala yang ada dilangit dan segala yang ada di bumi, dan adalah AllAH Maha Meliputi segala sesuatu" (QS. An-Nissa' : 126). ALLAH dikenali di 'jiwa yang tenang" sebab keikhlasan, jiwa yang tawakal, jiwa yang selalu mengingat ALLAH, disaat berbaring, duduk, berdiri dan melangkah, disitulah Baittullah-mu yang hakiki. disanalah thawaf sejati-mu. " dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah, sesungguhnya Allah Maha Luas dan Maha Mengetahui" QS. Al-Baqarah (2): 115
إرسال تعليق